gravatar

Dajjal Bukan Lawan Manusia

Dajjal Bukan Lawan Manusia


ilustrasi dajjal.
Ternyata dajjal sudah muncul sejal ribuan tahun yang lalu. Umar melihat dajjal dan seketika mau membunuhnya. NamunNabi Muhammad SAW memperingatkan kepada Umar Bin Khotob. Rasulullah dalam sebuah hadist mengatakan, Umar tidak akan mampu membunuhnya. Yang akan menghadapi dajjal kelak adalah Nabi Isa as di akhir zaman. Nah lo? Rasulullah SAW pun membiarkan djajal yang akan membahayakan keselamatan umatnya berlalu. Padahal rasul SAW adalah rasul yang paling peduli dengan umatnya.

Dajjal hingga sekarang sudah bebas bergentayangan. Manusia yang eling lan waspada yang akan lepas dari kedzoliman dajjal di dunia. Saran aja biar tak terkena imbas dari gerakan dajjal yang lewat hati manusia dzolim, jangan kumpul orang dzolim. Tak tahu apa-apa bisa-bisa anda masuk penjara atau malah mati sia-sia. Kumpulilah orang-orang shalih, orang yang bekerja ikhlas. Jika tidak anda bisa jadi bagian dari konspirasi jahat dajjal. Naudzubilla min dzalik.
Jika tidak mampu mengenali orang shaleh. Berserah dirilah kepada Allah swt. Hilangkan nafsumu, sehingga petunjuk Allah akan menyinari kalbumu untuk mengenali orang-orang shalih. Tak sulit sebenarnya mengenali gerakan dajjal namun beberapa kali manusia berusaha melawan manusia yang telah berkonspirasi sama dajjal selalu menang. Namun gusti Allah tak pernah tidur. Bejik ketitik olo ketoro. Seburuk apa pun kejahatan yang dilakukan oleh Pelaku White Color Colar baik dilakukan secara sendiri maupun berjamaah pasti akan ketahuan belangnya. Jangan berkecil hati walau sekarang kita tak mampu mengalahkannya, alam juga akan marah memberi peringatan.
Peringatan dari pujangga pun pernah disampaikan. Dalam syair jaman wis akhir yang populer dibawakan Emha Ainun Nadjib dengan kiai kanjengnya. Jaman wis akhir jaman wis akhir bumine goyang (
Nah lo? Rasulullah SAW pun membiarkan djajal yang akan membahayakan keselamatan umatnya berlalu. Padahal rasul SAW adalah rasul yang paling peduli dengan umatnya.   Dajjal hingga sekarang sudah bebas bergentayangan. Manusia yang eling lan waspada yang akan lepas dari kedzoliman dajjal di dunia. Saran aja biar tak terkena imbas dari gerakan dajjal yang lewat hati manusia dzolim, jangan kumpul orang dzolim. Tak tahu apa-apa bisa-bisa anda masuk penjara atau malah mati sia-sia. Kumpulilah orang-orang shalih, orang yang bekerja ikhlas. Jika tidak anda bisa jadi bagian dari konspirasi jahat dajjal. Naudzubilla min dzalik.  Jika tidak mampu mengenali orang shaleh. Berserah dirilah kepada Allah swt.
Hilangkan nafsumu, sehingga petunjuk Allah akan menyinari kalbumu untuk mengenali orang-orang shalih. Tak sulit sebenarnya mengenali gerakan dajjal namun beberapa kali manusia berusaha melawan manusia yang telah berkonspirasi sama dajjal selalu menang. Namun gusti Allah tak pernah tidur. Bejik ketitik olo ketoro. Seburuk apa pun kejahatan yang dilakukan oleh Pelaku White Color Colar baik dilakukan secara sendiri maupun berjamaah pasti akan ketahuan belangnya. Jangan berkecil hati walau sekarang kita tak mampu mengalahkannya, alam juga akan marah memberi peringatan.  Peringatan dari pujangga pun pernah disampaikan. Dalam syair jaman wis akhir yang populer dibawakan Emha Ainun Nadjib dengan kiai kanjengnya. Jaman wis akhir jaman wis akhir bumine goyang (syair selengkapnya/ http://public.kompasiana.com/2009/09/21/lebaran-1430-h-zaman-wis-akhir/) . Kalau manusia banyak yang rusak, sementara Imam Mahdi belum kunjung dating, alam yang akan melumatkan kehidupan manusia. Bukankah gempa bumi berkali-kali menggoyang Indonesia dari sabang sampai merauke. Banjir pun pernah meluber hingga istana negara tergenang. Sebuah peringatan alam yang tak kunjung manusia mengingat Tuhannya. Konspirasi sama dajjal emang membutakan akan Tuhannya. Kekuasaan dunia pun menjadi jaminan dajjal untuk dapat dinikmati kospirator dajjal dengan nafsu manusia.   Lantas kenapa manusia bukan lawan dajjal? Kata Rasul saw dajjal adalah hak Nabi Isa saw. Inilah keistimewaan Nabi Isa as yang mempunyai ruhul kudus, ruh qudus pertama yang tercipta adalah ruhul qudus Nabi Muhhammad saw sebelum nabi adam. Ruh kudus Isa as mampu melawan dajjal karena selain Adam as, Isa as dua manusia yang diciptakan-Nya langsung dengan ‘tangan-Nya’ tanpa melalui proses pembuahan, Ruh ilahiyah ‘penyempurna’ ini langsung ‘tertularkan’ ketika mereka diciptakan. Karena itulah, dalam proses penciptaan Adam as, setelah ditiupkannya Ruh-Nya, para malaikat pun sujud kepada Beliau. Sedang pada kita manusia biasa yang tercipta melalui proses alamiah atas kehendak-Nya, juga diberikan perangkat untuk memperolehnya (tepatnya perangkat untuk ‘membuat’ Allah berkenan dan ‘percaya’ untuk menurunkannya pada kita), yaitu qalb, syariat lahir, dan syariat batin.  Dengan demikian, bagi manusia yang belum memiliki ‘unsur’ ini dalam dirinya, sangat wajar jika malaikat tidak akan tunduk padanya, dan dia memang belum layak untuk ‘disujudi’. Contoh saja, jika kita sekarang memerintahkan pada malaikat di samping kita untuk menampakkan dirinya, apakah mereka akan tunduk pada perintah kita itu?  “Rasul-rasul (rasul: pembawa risalah –red.) itu Kami lebihkan sebagian mereka di atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Quds.” (Q. S. [2] : 253)  Mengapa para malaikat tunduk pada para Nabi dan orang-orang suci? Karena lewat proses perjuangan penyucian qalb dan diri mereka masing-masing, Allah berkenan menganugerahkan Ruh-Nya tadi kepada orang-orang itu. Bedanya dengan Adam a.s dan Isa a.s, mereka ‘tertular’ Ruh-Nya sejak lahir, karena diciptakan langsung dengan ‘tangan Allah’ (dalam tanda kutip); sedangkan manusia selain mereka, untuk dapat dianugerahi Ruh Al-Quds, harus melewati perjuangan diri. Mereka harus membuktikan pada Allah bahwa mereka layak untuk dianugerahi ‘unsur’ yang paling agung yang bisa didapatkan oleh makhluk ke dalam jiwanya.  Di sisi lain, ada beberapa malaikat yang tidak tunduk kepada mereka yang memiliki Ruh Al-Quds, namun memposisikan dirinya sejajar dengan para Insan Kamil. Mengapa? Karena beberapa malaikat ini juga dianugerahi Ruh Al-Quds oleh Allah, sehingga kedudukannya sejajar dengan para Insan Kamil. Sebagaimana manusia, tidak semua malaikat memiliki Ruh Al-Quds. Malaikat yang memilikinya diantaranya adalah empat malaikat utama: Jibril a.s., Mikail a.s., Izrail a.s., dan Israfil a.s. Kedudukan mereka diantara para malaikat kurang lebih sama seperti kedudukan para Nabi diantara manusia.  maszen”>syair selengkapnya) . Kalau manusia banyak yang rusak, sementara Imam Mahdi belum kunjung dating, alam yang akan melumatkan kehidupan manusia. Bukankah gempa bumi berkali-kali menggoyang Indonesia dari sabang sampai merauke. Banjir pun pernah meluber hingga istana negara tergenang. Sebuah peringatan alam yang tak kunjung manusia mengingat Tuhannya. Konspirasi sama dajjal emang membutakan akan Tuhannya. Kekuasaan dunia pun menjadi jaminan dajjal untuk dapat dinikmati kospirator dajjal dengan nafsu manusia.
Lantas kenapa manusia bukan lawan dajjal? Kata Rasul saw dajjal adalah hak Nabi Isa saw. Inilah keistimewaan Nabi Isa as yang mempunyai ruhul kudus, ruh qudus pertama yang tercipta adalah ruhul qudus Nabi Muhhammad saw sebelum nabi adam. Ruh kudus Isa as mampu melawan dajjal karena selain Adam as, Isa as dua manusia yang diciptakan-Nya langsung dengan ‘tangan-Nya’ tanpa melalui proses pembuahan, Ruh ilahiyah ‘penyempurna’ ini langsung ‘tertularkan’ ketika mereka diciptakan. Karena itulah, dalam proses penciptaan Adam as, setelah ditiupkannya Ruh-Nya, para malaikat pun sujud kepada Beliau. Sedang pada kita manusia biasa yang tercipta melalui proses alamiah atas kehendak-Nya, juga diberikan perangkat untuk memperolehnya (tepatnya perangkat untuk ‘membuat’ Allah berkenan dan ‘percaya’ untuk menurunkannya pada kita), yaitu qalb, syariat lahir, dan syariat batin.
Dengan demikian, bagi manusia yang belum memiliki ‘unsur’ ini dalam dirinya, sangat wajar jika malaikat tidak akan tunduk padanya, dan dia memang belum layak untuk ‘disujudi’. Contoh saja, jika kita sekarang memerintahkan pada malaikat di samping kita untuk menampakkan dirinya, apakah mereka akan tunduk pada perintah kita itu?
“Rasul-rasul (rasul: pembawa risalah –red.) itu Kami lebihkan sebagian mereka di atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Quds.” (Q. S. [2] : 253)
Mengapa para malaikat tunduk pada para Nabi dan orang-orang suci? Karena lewat proses perjuangan penyucian qalb dan diri mereka masing-masing, Allah berkenan menganugerahkan Ruh-Nya tadi kepada orang-orang itu. Bedanya dengan Adam a.s dan Isa a.s, mereka ‘tertular’ Ruh-Nya sejak lahir, karena diciptakan langsung dengan ‘tangan Allah’ (dalam tanda kutip); sedangkan manusia selain mereka, untuk dapat dianugerahi Ruh Al-Quds, harus melewati perjuangan diri. Mereka harus membuktikan pada Allah bahwa mereka layak untuk dianugerahi ‘unsur’ yang paling agung yang bisa didapatkan oleh makhluk ke dalam jiwanya.
Di sisi lain, ada beberapa malaikat yang tidak tunduk kepada mereka yang memiliki Ruh Al-Quds, namun memposisikan dirinya sejajar dengan para Insan Kamil. Mengapa? Karena beberapa malaikat ini juga dianugerahi Ruh Al-Quds oleh Allah, sehingga kedudukannya sejajar dengan para Insan Kamil. Sebagaimana manusia, tidak semua malaikat memiliki Ruh Al-Quds. Malaikat yang memilikinya diantaranya adalah empat malaikat utama: Jibril a.s., Mikail a.s., Izrail a.s., dan Israfil a.s. Kedudukan mereka diantara para malaikat kurang lebih sama seperti kedudukan para Nabi diantara manusia.
maszen

Related Article by Categories



Widget by Uda3's Blog
Share